Pages

Social Icons

Beranda

Monday 26 November 2012

Kerajaan Mataram Islam VS VOC ( Belanda)

Terimakasih Atas Kunjungannya :-) 
Komentarnya dong.... 


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.
            Monopoli perdagangan dan lahirnya VOC sebagai dalih persekutuan dagang bangsa Belanda di Nusantara telah membawa dampak yang sangat beragam dari sekian banyak kerajaan yang bertahta di wilayah Nusantara.Konflik kepentingan antara kerajaan nusantara dengan para pendatang eropa, sedikit banyaknya telah mempengaruhi pula pada peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi masa mendatang.
            Serangan pasukan Mataram, ke Batavia, 1628 dan 1629 telah menandai perjalanan panjang konflik kerajaan di Nusantara dengan Belanda dalam hal ini VOC. Berawal dari hubungan Mataram – Batavia 1613. kontak perdana terjadi ketika 22 september 1613, sebuah kapal Belanda yang berisi utusan Kompeni di bawah pimpinan Jan Piterszoon Coen merapat di pelabuhan Jepara, dan kemudian Kudus dua pelabuhan milik Mataram. Maksud dari kedatangan utusan kompeni ini adalah untuk menjalin kerjasama antara Mataram yang terkenal sebagai penghasil beras dan hasil bumi lainnya dengan pihak Belanda, dalam hal ini VOC1. Soal menyoal konflik yang terjadi antara Mataran dan kompeni akan kita bahas pada bab tersendiri.
            Memahami sejarah dalam ragam perspektif memang sangat sulit. Tak terkecuali peristiwa sejarah kontemporer sekarang ini, dengan beragam sumber dan sudut pandang yang berbeda. Namun dalam peristiwa sejarah apapun, kita harus bisa menempatkan objektivitas di tingkat paling atas untuk menghindari kesalahan penulisan dan penafsiran sejarah sebagai sebuah peristiwa yang penting. Sejarah Konflik Mataram dan VOC, menjadi sebuah langkah awal analisis kita dalam mengkaji lebih dalam urutan peristiwa sejarah dan dampak yang tertimbulkan dari peristiwa sejarah itu sendiri. Peristiwa ini sedikit banyaknya bisa dijadikan sebuah acuan dalam menentukan kedudukan kita sebagai masyarakat di nusantara yang tidak bias lepas dari peristiwa sejarah di masa lampau.
____________ 
1 SEJARAH PERLAWANAN terhadap IMPERIALISME dan KOLONIALISME di DAERAH JAWA BARAT hal, 22-23.
1

PEMBAHASAN

2.1  Perluasan wilayah Mataram
             Dalam hal ini kita hal ini kita harus membahas sedikit tentang perluasan wilayah kerajaan Mataram, dan untuk kepentingan dan kaitan dengan judul maka saya hanya membahas Mataram di bawah pemerintahan Sultan Agung(1613-1645), raja Mataram paling termashyur, karena pada saat dia lah, Mataram melancarkan serangan ke Batavia dalam mengahadapi VOC. Dalam beberapa buku disebutkan bahwa pada zaman Sultan Agung, Mataram mencapai masa kejayaannya, dilihat dari banyaknya daerah taklukan yang menjadi bawahan Mataram. Dalam Sejarah Indonesia Modern,M.C. Ricklefs, disebutkan bahwa, pada tahun 1614 Sultan Agung menyerang Surabaya bahagian selatan, Ujung Timur, Malang dan kemungkinan juga Pasuruan. Dikatakan Pula bahwa rakyat Surabaya tetap melakukan perlawanan namun perlawanan itu dapat dipadamkan oleh pasukan Mataram,pada tahun 1615 Sultan agung dan pasukannya dapat menduduki Wirasaba( di dekat kota Maja ,, pasuruan, Tuban, sekutu Surabaya Suakadana, serta Madura. Dan pada tahun 1625 Surabaya berhasil dikuasai penuh oleh pasukan Mataram1.dalam buku Sejarah perlawanan terhadap Imperialisme dan kolonialisme di daerah jawa Barat, juga di sebutkan secara singkat daerah taklukkan Mataram dan tahun takluknya, dikatakan bahwa Mataram yang berdiri pada perempatan ketiga abad ke-16 M, cenderung agresif dan sangat berambisi dalam memperluas wilayah kekuasaannya di wilayah pulau jawa khususnya, daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan antara lain adalah Andaka(1614), Warasaba(1615),Siwalan(1616),Lasem(akhir1616),Pasuruan(1617)Pajang(1617),Tuban(1619),Surabaya(1620-1625)Sukadana(1622),Madura(1624) Cirebon (1615)dan daerah Jawa Barat(1625) bahkan Mataram bercita-cita menguasai seluruh pulau Jawa2
_______________    
1.        M.C. Rickles Sejarah Indonesia Modern, hal 65-67
2.        SEJARAH PERLAWANAN terhadap IMPERIALISME dan KOLONIALISME di daerah JAWA BARAT, hal 21-22

3
2.2 Hubungan perluasan wilayah dengan awal konflik Mataram- VOC
         Mataram dan politik perluasan wilayahnya telah menjadi embrio yang kelak akan membawanya ke dalam sebuah peperangan yang justru menjatuhkan hegemoninya di hadapan para daerah taklukannya karena tidak bisa menaklukkan Batavia dibawah kekuasaan VOC, tapi sebelum kita sampai lebih jauh lagi tentang perang Mataram-VOC , mari kita kupas sedikit tentang hubungan awal Mataram dengan VOC sebelum konflik,
         Seperti yang sudah tertera pada informasi di atas, bahwa hampir seluruh wilayah Pulau jawa telah menjadi wilayah kekuasaan Mataram, kecuali Banten,  serta Batavia, yang dikuasai oleh Banten dan VOC. juga daerah Blambangan. Pada tahun 1613, tepatnya 22 September 1613 serombongan Utusan VOC, yang dipimpin Jan Pieterszoon Coen merapat di daerah  Mataram yang telah menjadi pelabuhan penting Mataram yaitu, Jepara dan Kudus, utusan tersebut ingin menjalin kerjasama dengan Mataram dalam hal penyediaan beras karena Mataram terkenal sebagai penghasil beras. Dalam hal ini Sultan Agung menerima keinginan dan penawaran kerjasama dari pihak VOC, berdasarkan pertimbangan bahwa persahabatan itu nantinya akan berguna dalam rangka keinginan Mataram menguasai kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai jawa timur, terutama Surabaya yang terkenal kuat dalam hal pasukan. Maka didirikan lah Pos perdagangan VOC di Japara tahun 1615. Dalam perkembangan selanjutnya disamping konflik kepentingan dari kedua belah pihak, Sultan Agung dipengaruhi oleh saudagar inggris, Sultan Agung mulai menyadari bahwa kehadiran VOC di wilayah Mataram sangat berbahaya, seperti hal yang dialami oleh Jayakarta yang sepenuhnya telah berada di bawah kekuasaan VOC, hal ini tentu bertentangan dengan cita-cita Mataram dalam hal ini Sultan Agung sendiri untuk meluaskan pengaruhnya di seluruh tanah jawa 3.benih-benih menuju konflik berkepanjangan mulai terlihat jelas pada saat tentara Mataram menyerbu kantor dagang VOC di Jepara 1618, serangan ini dipimpin oleh Orang Gujerat yang meminpin Jepara atas nama Sultan Agung. 3 orang Belanda tewas dan yang lainnya di tawan, pihak VOC tidak tinggal diam, bulan November tahun itu juga VOC melakukan pembalasan dengan membakar semua kapal Jawa yang sedang berlabuh di pelabuhanserta sebahagian besar kota. Tetapi perlu diingat juga bahwa pada tahun 1618 ketika terjadi paceklik tanaman padi, Sultan Agung pernah melarang ekspor beras kepada pihak belanda dalam hal ini VOC hal ini tentu beralasan, konon pihak VOC telah menyamakan
4
Sultan Agung dengan seekor Anjing,dan juga pihak VOC yang dianggap telah mengotori mesjid Jepara4, beberapa fakta sejarah  inilah yang akan mengantar Mataram ke dalam peperangan yang berkepanjangan dengan VOC, hubungan yang semakin memburuk ditunjukkan dengan tindakan VOC yang membakar jung-jung Mataram di Jepara dan merebut beras yang ada di dalamnya. Tujuan lain dari penyerangan ini disamping untuk membalas dendam atas serangan Mataram terhadap pos dagang VOC di jepara 1618, juga untuk merusak kantor dagang Inggris dan untuk membuat orang-orang cina pindah ke Batavia5. Namun pada 1621 personel VOC yang ditawan dikembalikan ke Batavia dan beras pun dikirim, VOC pun mengirimkan utusan nya kepada Sultan Agung 1622, 1623 dan 1624, hubungan ini tentunya tidak terlepas dari kepentingan Mataram yang mengharapakan bantuan angkatan laut dari VOC untuk melakukan penaklukan atas Surabaya, Banten dan Banjarmasin, namun niat Mataram ini ditolak mentah-mentah oleh VOC, maka habis lah sudah persahabatan dan keinginan kerjasama yang mutualistis, apalagi setelah Suarabaya berhasil dikuasai 1625, Sultan Agung telah merencanakan serangan ke Batavia.6

__________________   
3.SEJARAH PERLAWANAN terhadap IMPERIALISME dan KOLONIALISME di daerah JAWA BARAT hal.22-24
4 M.C Ricklefs , Sejarah Indonesia Modern hal 68-69
5. Sartono Kartodirjo, Sejarah Nasional Indonesia jilid III hal 362-363
6.M.C Ricklefs Sejarah Indonesia Modern hal 69






5
2.3 Persiapan dan jalannya perang.(serangan pertama)
         Konflik kepentingan antara ketiga belah pihak yaitu Mataram yang ingin memeperluas pengaruh dan daerah taklukkan ke seluruh daerah pulau jawa, dengan VOC yang ingin menambah pundi-pundi keuntungan dari perdagangan mereka di pulau jawa, serta Benten yang ingin menunjukkan eksistensi kerajaan dan kemajuan perniagaannya,  akan menjadi benang merah, perang yang akan terjadi di Batavia. Mataram yang cenderung agresif dan bernafsu untuk melengkapi hegemoninya di pulau jawa, jelas menjadi dilema ketika berhadapan dengan Banten, dan VOC di Batavia. Sejak tahun 1620 telah disebut-sebut adanya maksud susuhunan Mataram untuk menyerang Batavia, Susuhunan Mataram pernah diberitakan mengumpulkan 100.000 prajurit, untuk menyerang Batavia, namun pasukan ini batal menjalankan misinya karena ada kepentingan kerajaan yang lebih mendesak, 1626 Sultan kembali diberitakan mengumpulkan pasukan sebanyak 900.000 yang akan dipersiapkjan untuk menyerang orang kafir(VOC) di Batavia, namun misi ini juga gagal karena pasukan mataram harus memadamkan pemberontakan Pati (1627), namun jumlah pasukan ini perlu dikaji lebih jauh lagi karena masih adanya perbedaan interpretasi dari beragam sudut pandang.pertanyaan dari mana pasukan atau prajurit yang akan berperang melawan VOC di Batavia, akan kita bahas pada sub bab ini, menurut salah satu sumber buku yang penulis gunakan, bahwa raja Mataram mengumpulkan kepala daerah bawahan Maataram terutama yang berada di pesisir yang akan disertakan dalam penyerangan, dikatakan pula bahwa Sultan agung pernah mengajak banten untuk sama sama menyerang VOC di Batavia, namun jelas Banten tidak setuju karena khawatir jika Batavia telah dikuasai sasaran Mataram selanjutnya adalah Banten itu sendiri7. Pada tahun 1628 Mataram melakukan serangan pertamanya ke Batavia, April 1628 Kyai Rangga dikirim ke Batavia dengan 14 perahu yang memuat beras,Rangga ini datang untuk meminta bantuan VOC untuk Mataram yang ingin menyerang Banten, tapi hal ini ditolak pihak VOC, 22 agustus 1628, 50 kapal mendarat di Batavia, dengan perlengkapan yang sangat komplit. 2 hari kemudian muncul 7 perahu meminta izin perjalanan ke Malaka, VOC telah menangkap sinyal serangan yang akan terjadi maka VOC berusaha tidak mempertemukan kapal yang baru datang dengan yang terakhir datang, karena dikawatirkan terjadi pertukaran senjata antar kapal,namun usaha itu gagal, pagi hari 20 buah kapal Mataram menyerang pasar dan benteng Batavia, banyak korban yang jatuh. Siasat VOC
6
ialah mengorbankan daerah di sekitar benteng dan membakar kampung di sekitarnya serta meratakannya dengan tanah, pada waktu tentara Mataram mendekati benteng, sangat mudah bagi VOC untuk mengusirnya karena tidak ada tempat persembunyian bagi pasukan Mataram, melihat keadaan ini terpaksa pasukan Mataram menarik diri dari arena peperangan, dan mengungsi ke daerah yang agak berpohon dan membangun benteng dari bambu anyaman, tentara mataram membangun parit-parit di sekitar wilayah peperangan, tetapi VOC mengirim tentara ker parit tersebut dan mengusir tentara Mataram yang ada di parit tersebut8. Diceritakan pula di sumber lain bahwa pada 26 agustus 1628, datanglah pasukan Mataram ke Batavia dalam jumlah yang besar, sekitar 10.000 pasukan, dengan cara berbaris mereka mendekati benteng VOC, pasukan ini dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa( baureksa),pemimpin VOC memerintahkan agar hutan di sebelah selatan ditebang dan perkampungan sekitarnya dibakar agar gerak-gerik pasukan Mataram dapat terlacak dengan mudah.Pasukan mataram tidak tinggal diam mereka serta- merta membangun benteng pertahanan di daerah perang, kubu pertahanan itu seperti disebutkan di sumber ini terbuan dari tumpukan pohon kela pa dan tumpukan pohon pisang serta dipagari oleh bambu yang sudah dibelah dua,malam hari tanggal 10-11 september 1628 pasukan mataram menggali garis pertahanan dan membuat parit perlindungan, pembangunan kubu pertahanan ini memakan waktu hingga setengah bulan9.di sumber lain disebutkan juga bahwa Bureksa menulis surat ancama kepada Coen 21septemeber 1628, yang isinya dalam waktu 10 atau 12 hari akan datang pasukan yang lebih besar dibawah pimpinan Dipati Madurareja, Dipati Upasanta, Dipati Tohpati, dan Tumenggung Anggabaya kemudian akan datang pula pasukan yang sama besarnya di bawah pimpinan pangeran Adipati Juminah, tapi dalam keadaan berikutnya diterangkan bahwa tentara Baurekasa dipukul mundur dan tercerai berai bahkan peminpinnya pun gugur dalam pertempuran itu, VOC mengira mereka telah bebas dari musuh tetapi setelah pasukan Baureksa hancur, muncullah tentara kedua yang lebih besar panglima tertingginya adalah Tumenggung Sura Agulagul. Ia berusaha membelokkan arah aliran sungai dan memaksa orang yang terkepung untuk menyerah pada Mataram. Tapi semua usaha ini sia-sia, pasukannya sendiri banyak yang mati karena penyakit dan kelaparan.3 desember dia membubarkan pengepungannya dan membunuh panglima-panglima bawahannya yaitu Dipati Madurareja dan Dipati Upasanta bersama dengan orang-orangnya10. Kita kembali pada pernyatan awal,21 oktober 1628 hampir seluruh pasukan VOC di Batavia dikerahkan untuk
7
melakukan serangan pada Mataram, kekuatan pasukan VOC itu sekitar 2.866 serdadu. Komandannya Letkol Jacques le Febvre. Pasukan kompeni dibagi menjadi beberapa kelompok pasukan yang bertugas menyerang pasukan Ukur dan Sumedang antara ialah:
1.       Pasukan berkluda berjumlah 4 orang menyerang dari arah barat laut
2.      Pasukan Avantrgarde, terdiri atas 3 regu yang dipimpin oleh, Kapten Dietloff Specht, ghysbert van Lodensteynx dan kapten Andrian Anthonisz, komandan gernisun benteng Batavia.
3.      Batalion di bawah Mayor Vogel
4.      Pasukan Arrieregarde
5.      Pasukan orang-orang merdeka dan orang Jepang.
Pasukan Ukur dan Sumedang lah yang pertama kali mendapat serangan setelah itu maka dilanjutkan menyerang pasukan Baureksa seperti yang telah dijelaskan di atas, pasukan Ukur dan sumedang mendapat serangn dari berbagai arah, mendapat serangn yang begitu dahsyat dan teratur pasukan Ukur dan Sumedang terpuruk mereka mundur demi mencari keselamatan Tumenggung Baureksa pun tidak bisa berbuat banyak demi membantu pasukan Ukur dan Sumedang karena posisinya pun sedang dalam keadaan terjepit akibat serangan pihak VOC,akhirnya kubu pertahanan baureksa dapat direbut oleh VOC dan para pemimpinnya tewas termasuk Baureksa dan anaknya11, seperti yang telah disebutkan pada informasi di atas.kegagalan demi kegagalan yang terjadi di pihak Mataram tidak lebih karena kurangnya persiapan dan juga terbatasnya bahan makanan juga serangan penyakit pada pasukan Mataram. Berhubung karena kegagalan ini maka atas dasar hukum yang berlaku di Mataram sejumlah pimpinan seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu pangeran Madurareja dan Upasanta dihukum mati, dengan demikian serangan pertama mengalami kegagalan.
_________________
7 . SEJARAH PERLAWANAN terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di jawa Barat hal,26-27  
8. Sejarah Nasional Indonesia jilid III hal 363-365
9. Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di jawa Barat, hal 29-30     
10. Tinjauan kritis tentang Sejarah Banten, Hosein djadjadiningrat, hal 185-187                   
 2.4 Serangan kedua(1629)
            Setelah mengalami kekalahan pada serangan yang pertama(1628),dari VOC di Batavia, Mataram kembali berencana melakukan serangan yang kedua, maka persiapan pun dilakukan, bahkan dikatakan pasukan Mataram telah menyiapkan perbekalan logistik para prajurit di tempat-tempat tertentu dalam perjalanan ke Batavia. Pasukan Mataram berangkat dalam 2 gelombang, pertama berangkat akhir mei 1629 dan yang kedua 20 juni 1629, Agustus pasukan Mataram telah tiba di Batavia. Pada tanggal 20 juni 1629 tersebut ada kejadian penting yang akan merubah jalannya cerita kemenangan pasukan Mataram dalam menghadapi VOC, yaitu, seorang Mataram bernama Warga,beserta beberapa orang pengikutnya, sebenarnya tugas mereka adalah sebagai mata-mata Mataram itu sendiri, namun dalam kenyataannya, pihak VOC mencurigai aksi para utusan Mataram ini, dalam sebuah sumber disebutkan bahwa Warga bertugas untuk meminta maaf kepada kompeni mengenai hal yang telah terjadi. Sementara orang-orang mataram mengumpulkan padi di Tegal, padi tersebut akan ditumbuk di Tegal dan diperdagangkan di Batavia, inilah cara Mataram membawa beras ke Batavia, namun salah seorang anak buah Warga ini membocorkan rahasia dan siasat ini, maka pada waktu Warga datang ke Batavia yang kedua kalinya, ia ditanggap dan diinterogasi dan ditanyai perihal kebenaran beriat bahwa mataram akan melakukan serangan yang kedua kali, rahasia ini dibrnarkan oleh warga sehingga VOC membakar semua persediaan beras pasukan mataram yang ada di Tegal dan Cirebon11, maka otomatis persiapan yang telah matang sebelumnya akan berdampak besar pada kemenangan pihak mataram, karena hal ini berurusan dengan logistic pasukan Mataram.8 september 1629 pasukan mataram mengagali parit pertahanan yang dilindungi kayu dan bamboo, parit ini digali dari markas pertahanan pasukn mataram menuju benteng VOC ”HOLANDIA”, namun seperti biasa VOC selalu bisa menggagalkan proyek pertahanan Mataram tersebut,kelompok lain yang juga berusaha merongrong pertahanan VOC, menyerang benteng “BOMMEL” beberapa prajutrit berusaha masuk ke benteng untuk membuka pintu benteng, namun sebelum hal itu terjadi pasukan VOC telah menembaki prajurit mataram tersebut, pasukan Mataram berencana menyerang tembok benteng VOC dengan serangan meriam Mataram, namun pasukan VOC dibawah pimpinan Antonio van Diemen bias mengatasi serangan itu dan melakuakn serangan balik pada pasukan Mataram, dalam beberapa sumber juga
9

disebutkan bahwa pada tanggal 20 September 1629 gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen meninggal dunia karena serangan penyakit12. Pada tanggal 20 september 1629 terjadi serangan besar-besaran pasukan Mataram dan serangn puncak, serangan ini tertuju pada benteng Weesp, banyak pasukan Matram tertawan oleh pasukan VOC, maka pada suatu saat tawanan pasukan VOC sudah terlalu banyak yang tentunya menambah dana logistic VOC, maka diputuskan untuk menghentikan penawanan, kegagala pada serangan puncak ini akan berakibat pada hilangnya semangat juang para prajurit Mataram ini, tapi sebenarnya akibat kekalahan tentara Mataram terletak pada kurangnya bahan makanan atau logistic pasukan Mataram, pada umumnya tentara Mataram mengalami kelaparan, bahkan disebutkan banyak yang meninggalkan arena peperangan karena kelaparan13.
_________________
11,12 .Sejarah Nasional Indonesi jilid III hal 366-367
13.sejarah perlawanan terhadap Imperialisme dan kolonialisme di Jawa Barat  hal, 36-37













10
DAFTAR PUSTAKA

Djadjadiningrat, Hosein.1983.TINJAUAN KRITIS SEJARAH BANTEN .Jakarta: Djambatan

Kartodirjo,Sartono.Marwati Djoened Poesponegoro.Nugroho Notosusanto.1975.SEJARAH NASIONAL INDONESIA  III.Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional

Ricklef, M.C.1989. SEJARAH INDONESIA MODERN. Terjemahan Drs.Dharmono Hardjowidjono.Jogjakarta: Gajah Mada University press

SEJARAH  PERLAWANAN  terhadap  IMPERIALISME  dan  KOLONIALISME di daerah JAWA BARAT,  Departemen Pendididikan dan Kebudayaan .Direktorat sejarah dan Nilai tradisional. Jakarta 1990


www.kompas.com






Mataram and voc in war
(Sebuah Fakta sejarah, mengenai serangan  Mataram terhadap VOC di Batavia)






OLEH:
KEVIN BOB L
0906523845
UNIVERSITAS INDONESIA
2010










Sumber : http://kevinbob90.blogspot.com

           


 Berkunjung lagi ya, 
Jangan Lupa .... http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com

No comments:

Post a Comment